Syawal 2

Apa kabar jiwa dan pikiranmu hari ini?
Sudahkah ia bersyukur?

Sepercik pertanyaan ini tentu akan menggelisahkan dirimu--jika kamu terus berada pada fase dimana kamu masih merasa rendah pada dirimu sendiri.
Ada satu kalimat yang terlintas pada pikiranku pagi ini, just love ur self first!. Tapi, apakah implementasinya semudah itu?

Ketika menjajaki usia yang leih tua; sekitar berkepala dua, kita mungkin akan sering menyalahkan dan menganggap rendah diri.
Mulai membandingkan diri dengan orang lain.

"Aku bukan siapa-siapa. Aku tidak ada bandingannya dengan dia. Lihatlah, apa yang istimewa dari diri lemah dan hina ini? Aku tidak lain hanyalah angin lalu yang tidak ada apa-apanya; bahkan untuk dianggap ada"

Kamu akan melihat pencapaian banyak orang disekelilingmu. Mulai membandingkan tentang apa istimewanya diri ini. Kemudian, berujung pada upaya menyalahkan diri sendiri; merendah; rendah sekali.

---Siapalah aku ini!

Sakit sekali. Melelahkan. Menyakitkan. Merasa tidak berguna; bahkan untuk dianggap ada. Terkadang, kamu akan berusaha menyakiti diri, menggores pergelangan tangan, menutup muka dengan bantal hingga berharap nafas akan berhenti di sana.

Kamu mungkin akan menyalahkan keadaan. Berpikir bahwa dunia tidak berpihak pada dirimu; bahkan mungkin menganggap bahwa dunia terlalu baik membiarkanmu tinggal, mulai menyalahkan diri, membuat diri terisolasi, menguruh diri dalam jeruji kuat yang dibangun pada hati dan pikiran.

---pikiran ini patut dipenjara kemudian mendapat vonis. Aku sangat menantikan vonis terberat itu.

Pada upaya terakhir, kamu akan berusaha menggaungkan untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu; juga dengan mensyukuri apa yang ada.

Bukankah bersyukur itu mudah?
Kita dapat membayangkan, pada apa yang kita miliki saat ini.

--Ketika kamu masih dapat berkuliah, lihatlah bahwa ada banyak orang; yang tak terhitung jumlahnya; yang ingin berkuliah sepertimu.
--Ketika kita masih dapat makan, lihatlah bahwa ada banyak orang; yang bahkan tak terhitung jumlahnya; yang kelaparan--bahkan hingga maut menjemput mereka.
--Ketika kita masih bisa tidur di rumah--lihatlah bahwa ada banyah orang; yang bahkan tak terhitung jumlahnya; yang hidup di pengungsian tanpa masa depan.
--Ketika kamu sedang menghadapi sebuah masalah; kamu seharusnya sadar, ada banyak orang yang memiliki masalah yang lebih berat darimu; bahkan yang tidak dapat kamu bayangkan.

Kita masih memiliki banyak hal yang seharusnya kita syukuri--alih-alih mengeluh dengan keadaan yang menyulitkan, ataupun pada masalah yang sejatinya ada; atau bahkan dengan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka pasti azab-Ku sangat berat." (14:7)

Cobalah untuk selalu perpikir positif. Berusahalah untuk tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kamu istimewa dengan caramu. Kamu harus mulai mencintai dirimu. Kamu harus mulai berprasangka baik untuk dirimu sendiri. Berkacalah, dan puji dirimu karena telah melangkah sejauh ini.

"Sebab, hal-hal terbaik dalam hidup datang ketika kamu baik pada dirimu sendiri"
(Andrea Hirata)


Mei, 2020.
Ba'da Subuh.

Komentar